BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Statistika adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah
data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.
Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data. Statistika memiliki beberapa teknik. Beberapa pengujian dan prosedur yang
banyak digunakan dalam penelitian antara lain:
- Analisis
regresi
dan korelasi
- Analisis
varians
(ANOVA)
- khi-kuadrat
- Uji t-Student
Pengambilan
keputusan pada analisis varian (ANOVA)
hanya
akan menyatakan H0 diterima atau ditolak, maka Ha diterima. Pada Ha
sering ditulis tidak demikian, atau selain H0 yang berarti bahwa Ha
mengandung beberapa kombinasi. Untuk menentukan kombinasi mana yang
merepresentasikan Ha, maka diperlukan analisis lanjutan yang kemudian dikenal
dengan istilah multiple comparisons. Pada bahasan ini akan dibahas beberapa
jenis multiple comparison yang paling sering digunakan dalam penelitian, yaitu uji
Tukey HSD dan uji Duncan. Tujuan Pengujian
Adapun tujuan dari
pengujian ini adalah:
1. Mengetahui
bagaimana cara penerapan uji Tukey dan uji Duncan dalam sebuah perbandingan
urutan rata-rata dari sebuah data nilai.
2. Mengetahui
apa persaman dan perbedaan dari kedua macam uji dari analisis lanjutan varian.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Uji Tukey HSD
Prisip
uji ini adalah membandingkan selisih masing-masing rata-rata dengan sebuah
nilai kritis (w). jika harga mutlak selisih rata-rata yang dibandingkan lebih
dari atau sama dengan nilai kritisnya, maka dapat dikatakn bahwa kedua
rata-rata tersebut berbeda nyata (signifikan). Formulasi perhitungan nilai
kritis uji Tukey HSD adalah sebagai berikut.
w
= qα(p,dfe)se
Se
=
Untuk
nilai r yang berbeda, Se dapat dihitung dengan rumus:
Se=
Keterangan:
·
w: nilai kritis uji Tukey HSD.
·
qα: nilai wilayah studentized
range untuk Tukey HSD pada α, p dan dfe (lihat table 2).
·
p: jumlah seluruh rata-rata yang
dibandingkan.
·
dfe: derajat bebas error.
·
Se: standard error.
·
MSe: kuadrat tengah error.
·
r: banyaknya data untuk menghasilkan
satu nilai rata-rata.
2.2
Uji Duncan
Uji
Tukey HSD oleh sebagian peneliti terkadang dianggap terlalu konserpatif karena
selisih rata-rata hanya dibandingkan dengan hanya satu nilai kritis. Uji Duncan
atau juga dikenal dengan istilah Duncan Multile Range Test (DMRT) memiliki
nilai kritis yang tidak tunggal tetapi mengikuti urutan rata-rata yang
dibandingkan. Nilai kritis uji Duncan dinyatakan dalam nilai least significant
range (wilayah nyata terkecil) Rp yang dirumuskan sebagai berikut.
Rp
= qα’ se
Se =
Untuk
nilai r yang berbeda, Se dihitung dengan rumus:
Se=
Dimana:
·
Rp: wilayah nyata terkecil
Duncan.
·
qα’: sebaran wilayah
di-student-kan untuk uji Duncan pada α, p dan dbf (lihat Tabel 2).
·
p: nomor urutan rata-rata dari nilai
terkecil (p=2,3,4…,t).
Tabel
2. Nilai kritis Uji Perbandingan Berganda Duncan pada taraf nyata 1% dan 5%
BAB
III
STUDI
KASUS
3.1
Contoh Kasus Tukey
Berikut
disajikan data hasil pengamatan pemakaian bahan bakar dalam liter dengan tiga
merk yang berbeda. Tentukanlah alat mana yang paling irit.
Table
3.1 Pemakaian Bahan Bakar Tiga Merk Alat
|
Pengamatan
|
Pemakaian Bahan Bakar (dalam
liter)
|
||
|
Merk A
|
Merk B
|
Merk C
|
|
|
1
|
0.45
|
0.30
|
0.12
|
|
2
|
0.52
|
0.15
|
0.09
|
|
3
|
0.51
|
0.24
|
0.17
|
|
4
|
0.48
|
0.11
|
0.14
|
|
5
|
0.58
|
0.22
|
0.66
|
|
6
|
0.62
|
0.16
|
0.57
|
|
7
|
0.49
|
0.13
|
0.44
|
|
8
|
0.47
|
0.24
|
0.37
|
|
Rata-rata (
|
0.52
|
0.19
|
0.32
|
Penyelesaian:
1. Susun
tabel Anova dengan langkah one way anova seperti berikut ini.
Table
3.2 Tabel Anova Contoh Kasus Tukey
|
Sumber Variasi
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
F tabel
|
|
Merk Alat
|
0.471
|
2
|
0.236
|
14.267
|
3.403
|
|
Error
|
0.397
|
24
|
0.017
|
|
|
|
Total
|
0.868
|
26
|
|
|
|
2.
Dari table tersebut diketahui nilai Mse
= 0.017, dfe = 36, r = 8 dan p = 3 tentukan nilai Se.
Se
=
=
=
0.046
3. Tentukan
nilai q menggunakan table dengan α=0.05, p=3 dan dfe=24 adalah sebesar 3.530.
4. Hitung
nilai w.
w
= qα (p, dfe) Se =3.530*0.046 = 0.160
5. Urutkan
nilai rata-rata dari terkecil ke terbesar dan hitung nilai mutlak selisihnya
|xMC-xMB| = |0.32-0.19| = 0.13
|xMA-xMB| = |0.52-0.19| = 0.33
|xMA-xMC| = |0.52-0.32| = 0.20
Tabel
3.3 selisih rata-rata contoh kasus Tukey
|
Rata-rata
|
Merk
B
|
Merk
C
|
Merk
A
|
|
Merk
B
|
0
|
0.13
|
0.33
|
|
Merk
C
|
|
0
|
0.20
|
|
Merk
A
|
|
|
0
|
6. Bandingkan
selisih rata-rata tersebut dengan nilai w. jika nilai |
-
|
w,
maka
kedua rata-rata yang dibandingkan adalah berbeda nyata 9 (signifikan). Demikian
sebaliknya, jika
-
| <
w
maka
kedua rata-rata yang dibandingkan adalah tidak berbeda nyata.
7.
Dari kasus diatas diketahui bahwa merk B
dan merk C memiliki nilai selisih rata-rata kurang dari w, sedangkan merk A
dengan merk C dan merk B memiliki selisih lebih dari w. Dengan demikian merk B
dan merk C memiliki rata-rata yang tidak berbeda nyata namun keduanya berbeda
nyata dengan merk A, jadi Ha dari anova tersebut adalah Ha :
µA
≠ µB
=
C dan
Ha : µA =
C =
µB.
8. Untuk
mempermudah pembacaan, maka hasil analisis dapat ditulis sebagai berikut
Tabel
3.4 penyajian hasil akhir contoh kasus Tukey
|
Jenis Alat
|
Rata-rata Pemakaian Bahan Bakar
|
Rata-rata Pemakaian Bahan Bakar
|
|
Merk B
|
0.19
|
|
|
Merk C
|
0.32
|
|
|
Merk A
|
|
0.20
|
Keterangan:
Nilai rata-rata yang ditulis pada kolom yang sama menyatakan tidak berbeda
nyata sedangkan yang ditulis pada kolom yang berbeda menyatakan berbeda nyata.
3.2
Contoh Kasus Duncan
Dengan
menggunakan data pada contoh kasus Duncan, tentukan merk alat mana yang paling
irit berdasarkan uji Duncan.
Penyelesaian
secara manual.
1. Berdasarkan
data diketahui bahwa tabel anova hasil analisis varian adalah sebagai berikut:
Table
3.5 Tabel anova contoh kasus Duncan
|
Sumber
Variasi
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
F
table
|
|
Merk
Alat
|
0.471
|
2
|
0.236
|
14.267
|
3.403
|
|
Error
|
0.397
|
24
|
0.017
|
|
|
|
Total
|
0.868
|
26
|
|
|
|
2. Dari
table tersebut diketahui nilai Mse = 0.017, dfe = 36, r = 8 dan p =
3 tentukan nilai Se.
Se =
=
=
0.046
3. Tentukan
nilai qα’ menggunakan Tabel 2 di lampiran. Karena jumlah rata-rata
yang dibandingkan sama dengan 3 maka terdapat 2 nilai qα’ yaitu pada
p=2 dan p=3. Berdasarkan table 2 dilampiran, diketahui bahwa V qα’
pada α = 0.05 p = 2 dan dbf = 24 adalah sebesar 2.92 dan untuk α = 0.05 p = 3
dan dbf = 24 adalah sebesar 3.07.
4. Hitung
nilai Rp.
Rp
= qα’ Se
R2
= 2.92*0.046 = 0.133
R3
= 3.07*0.046 = 0.139
5. Urutkan
nilai rata-rata dari terkecil ke terbesar dan hitung nilai mutlak selisihnya.
|XMC-XMB|
= |0.32-0.19| = 0.13
|XMA-XMB|
= |0.52-0.19| = 0.33
|XMA-XMC|
= |0.52-0.32| = 0.20
Tabel
3.6 Selisih rata-rata contoh kasus Duncan
|
Rata-rata
|
Merk
B
|
Merk
C
|
Merk
A
|
|
Merk
B
|
0
|
0.13
|
0.33
|
|
Merk
C
|
|
0
|
0.20
|
|
Merk
A
|
|
|
0
|
6. Lakukan
perbandingan berpasangan:
·
Bandingkan selisih Merk B vs Merk C degan
R2 0.126 < 0.133 sehingga dapat disimpulkan Merk B dan Merk C tidak berbeda
nyata.
·
Bandingkan selisih Merk B vs Merk A degan
R3 0.33 > 0.139 sehingga dapat disimpulkan Merk B dan Merk A berbeda nyata.
·
Bandingkan selisih Merk C vs Merk A degan
R2 0.20 > 0.133 sehingga dapat disimpulkan Merk C dan Merk A tidak berbeda
nyata.
·
Dari seluruh proses perbandingan dapat
dijelaskan bahwa hipotesis alternatif yang tepat menggambarkan hasil uji adalah
Ha
: µA ≠ µB = µC dan Ha : µA
≠ µC = µB.
7. Rangkuman
hasil perbandingan.
Tabel
3.7 Penyajian Hasil Akhir Contoh Kasus Duncan
|
Jenis Alat
|
Rata-rata Pemakaian Bahan Bakar
|
Rata-rata Pemakaian Bahan Bakar
|
|
Merk B
|
0.19
|
|
|
Merk C
|
0.32
|
|
|
Merk A
|
|
0.20
|
Keterangan:
Nilai rata-rata yang ditulis pada kolom yang sama menyatakan tidak berbeda
nyata, sedangkan yang ditulis pada kolom yang berbeda menyatakan berbeda nyata.
Atau:
Table
3.8 Penyajian Hasil Akhir Contoh Duncan Kasus Versi II
|
Jenis Alat
|
Rata-rata Pemakaian Bahan Bakar
|
Duncan Multiple Range Test
|
|
Merk B
|
0.19
|
A
|
|
Merk C
|
0.32
|
A
|
|
Merk A
|
0.20
|
B
|
8. Hasil
perbandingan menunjukkan bahwa Alat Merk B paling irit dibandingkan dengan Merk
A. sedangkan Merk A paling boros dibandingkan dua merk lainnya.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Setelah
dilakukan studi kasus menggunakan uji Tukey dan uji Duncan. Maka diketahui
perbedaan dan persamaan antara uji Tukey dan uji Duncan. Perbedaannya terletak
pada nilai pembandingnya, dimana uji Tukey hanya melakukan perbandingan dengan
nilai tunggal dari w, sedangkan uji Duncan melakukan perbandingan berganda. Dan
persamaannya terletak pada nilai Se dan hasil akhir yang sama.
DAFTAR
PUSTAKA
gan gimana cara Uji Perbandingan Berganda Duncan di excel secara otomatis?
BalasHapusbias atau tidak?
Pake SPSS langsung bisa, gan.. Silakan dicoba
HapusCara menentukan nominal gimna ya... Mbk
BalasHapusmau nanya, tabel 2 nya, mana ya???
BalasHapus